Pole Dance, Melawan Stigma Dengan Tarian Dan Tiang - loadgame99

Breaking

Senin, 29 Mei 2023

Pole Dance, Melawan Stigma Dengan Tarian Dan Tiang

Jakarta -

Ragam tarian hadir selaku bentuk budaya, baik dalam konteks hiburan hingga problem Ketuhanan. Kemudian diklaim selaku tarian tradisional, kontemporer, terbaru dan lainnya. Pole dance, menjadi satu dari sekian banyak tarian tersebut.

Menyebut pole dance tentu gampang eksklusif mengimajinasikan orang-orang yang menari meliuk di tiang. Semudah gambaran buruk yang juga serta-merta dilabelkan selaku striptis. Padahal, pole dance, tidak sesederhana sekadar seksi dan menari sensual pemuas mata.

Sejarah mencatat pole dance selaku gerakan seni akrobat yang berangkat dari India, melayang Cina sejak era ke-12. Tumbuh hingga ke Amerika Serikat yang konon kabarnya lahir pada era 1800-an. Memasuki 1920-an, barulah pole dance dipahami baik selaku tarian bercitra seksi dan sensual. Jika merujuk pada budaya pop, Elvis Presley mengenalkan pole dance dalam video musiknya Jailhouse Rock, yang sejak di saat itu invasinya meluas.

Pole DancePole Dance Foto: Pradita/detikHOT

Lompat ke negara kita Indonesia, pada 2014, untuk pertama kalinya, studio untuk latihan pole dance lahir berjulukan Indonesia Pole Dance Association (IPDA). Dipimpin oleh salah satu selebriti, juga penggiat olahraga kenamaan Vicky Burki, usai Vicky Burki pulang mencari ilmu dari Canberra, Australia. Perlahan namun pasti, IPDA terus memantapkan tariannya hingga kemudian melahirkan banyak murid yang menjadi guru dan membuka studio pole dance lainnya.

detikHOT tentukan untuk menuliskan wacana pole dance sejak hari ini, olahraga tersebut makin ramai diminati. Masuk ke dalam studio IPDA yang terletak di Kawasan Bangka, Jakarta Selatan, pole dance sama sekali bukan soal sensualitas. Tiga murid yang sedang berlatih itu berpeluh keringat, tubuh yang memar, otot-otot dan teriakan paksaan dari Vicky Burki yang meminta murid-muridnya untuk senyum.

Sore itu, Vicky Burki ditemani oleh rekannya mendirikan IPDA, Mamethoo. Beres melatih, sehabis sebatang rokok untuk beristirahat, Vicky dan Mamethoo kemudian berkata-kata dengan detikHOT wacana dinamika perjalanan mereka bareng pole dance dan IPDA. Menjawab pertanyaan pertama dan yang menjadi persepsi semua orang, soal stigma striptis.

"Kenapa dikaitkan dengan striptis? Karena dahulu kala, tiang itu ada di klub, zaman dahulu banget sih. Tahun 30 atau 40 kan mereka banyak pesta-pesta gitu, ada tiangnya. Kenapa ada tiang? Karena apa, ada sirkus kan. Sirkus-sirkus pakai tiang, narinya di tiang. Nggak mungkin dong narinya kayak robot, niscaya ada gerakan yang dianggap seksi, ditambah bajunya mungkin, kesudahannya di zaman identik dengan stritptis," buka Vicky Burki.

Pole DancePole Dance Foto: Pradita/detikHOT

"Padahal bila mereka lihat lagi ke arah kiri atau kanan, sirkus orang-orang Cina, Malakan India, itu telah pakai yang kaya bambu gede. Padahal, itu sukar banget lho, bila jatuh gegar otak kali," sambung Vicky lagi.

Mamethoo yang disebut di atas tadi, benar seorang pria. Dan, bukan hal yang gila bila ternyata seorang lelaki juga menekuni pole dance. Lagi-lagi, soal stigma.

"Stigma itu tergantung penduduknya ya, tujuannya se-educated apa dia, wawasannya seluas apa. Jadi, kalo misalkan memang nggak ngerti ya masuk akal saja, stigmanya jadinya negatif. Tapi bila ia wawasannya telah luas, telah lebih menyaksikan dunia luar jadi ia lebih 'oh iya keren ya' dan lain sebagainya. Kalau misalkan mau diusut lagi, pole dance ini kan asalnya dari India, jadi tradisi India itu bener-bener lelaki semua. Mereka pakai batang kayu, kemudian meningkat di klub malam diganti dengan besi stainless," terperinci Mamethoo.

"Okay iya kita pakaiannya mini. Mereka kemudian beropini negatif alasannya yakni mereka tidak tahu bila tiang itu mesti bener-bener nempel ke kulit. Kalau ia pakai celana, melorot dan sulit bergeraknya. Tapi lambat laun penduduk Indonesia makin arif sekarang, telah perlahan mengerti," sambung Mamethoo.

Dari apa yang dilihat oleh detikHOT, maupun kisah keduanya, pole dance terperinci suatu olahraga yang memerlukan tenaga alasannya yakni terlihat sungguh melelahkan. Mengangkat tubuh sendiri untuk akrobatik sembari memeluk suatu tiang tentu tidak akan pernah mudah.

Pole DancePole Dance Foto: Pradita/detikHOT

"Kita memahami sih kita nggak dapat maksa orang 'nggak boleh punya fikiran negatif'. Wajar aja bila mereka punya fikiran negatif. Ya kita jalan aja toh nanti mereka akan tahu sendiri, mudah-mudahan nanti waktu yang menjawab," ucap Vicky."

"Waktu di permulaan itu banyak teman-teman selebriti yang latihan sama kita. Walaupun mereka diomongin sama orang-orang ya. Tapi, mereka secara tidak eksklusif menerangkan ke public bila pole dance itu telah lho," timpal Mamethoo.

Dari kisah Vicky, pole dance sendiri sesungguhnya tidak melulu soal seksi. Ada yang dinamakan pole sport, pole dance, pole street yang mempergunakan akomodasi umum, juga pole dance exo. Untuk yang terakhir ini yang memang lebih sensual dan eksotis dengan tidak begitu banyak gerakan akrobat.

Sebagai yang pertama Vicky Burki dan IPDA punya perjalanan panjang untuk meyakinkan banyak orang bahwa mereka punya kapasitas secara teknis untuk itu. Apa saja upayanya? Di segi lain, pole dance juga ternyata tidak cuma berpengaruh pada kesehatan fisik selaku olahraga, namun juga psikologis. Selengkapnya cuma di detikHOT.

(mif/nu2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar